Sabtu, 15 Juli 2017

Kain Tenun Gringsing Souvenir Khas Bali Bermutu Tinggi Harga Selangit

Kain tenun gringsing salah satu souvenir khas Bali bermutu tinggi. Kain tenun Bali ini berasal dari Desa Tenganan dijual dengan harga selangit. Walau mahal tapi sepadan dengan kualitas dan arti dari nama gringsing itu sendiri. Selain memerlukan pembuatan waktu lama selalu memperhatikan kualitas. Setiap kain yang dihasilkan memiliki ciri khas dan menampilkan suatu maha karya unik. Memiliki daya tarik dari segi warna, motif, dan bahan berkualitas.

Kain grinsing adalah kain tenun dari Bali Aga, Desa Tenganan, Karangasem Bali, Indonesia. Bali Aga adalah salah satu suku di Bali sudah ada sejak zaman dahulu masih mempertahankan hidup secara tradisional. Bahkan menurut informasi Bali Aga adalah suku asli Pulau Bali sebelum kedatangan orang-orang dari Majapahit. Suku Aga juga terdapat di Desa Trunyan yang terkenal dengan mayat tidak busuk walau tidak dikubur, selengkapnya baca 7 tempat wisata di Kintamani termasuk Desa Trunyan.

Kain Tenun Gringsing Bali

Arti kata gringsing
Nama gringsing sendiri mempunyai arti dalam bahasa Bali. Gring berarti sakit sedangkan sing mempunyai arti tidak. Jadi arti dari Gringsing adalah tidak sakit. Konon katanya kain ini dipakai untuk menolak bala agar tidak sakit atau tidak dapat musibah saat sedang melakukan kegiatan tertentu. Oleh karena itu kain gringsing dipercaya mempunyai kekuatan magis.

Menurut cerita kain gringsing awal mula dari suatu ketika Dewa Indara terpesona dengan keindahan, langit, bulan, bintang di malam hari. Indahnya langit digambarkan melalui motif kain diajarkan pada rakyat istimewa Desa Tenganan melalui para wanitanya. Sampai saat ini anugrah ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Sumber lain menyebutkan asal kain tenun Tenganan dari India. Dibawa oleh orang-orang India sesama penganut Dewa Indra dan di kembangan secara mandiri di Tenganan Bali.

Keistimewaan kain gringsing
Kain gringsing mempunyai teknik pembuatan berbeda dengan kain tenun pada umumnya. Dimana kain gringsing dibuat dengan ikat ganda. Ikat ganda adalah teknik pembuatan kain tenun dengan cara benang pakan dan benang lungsi sudah diberi warna atau motif sebelumnya. Artinya benang vertikal dan benang horizontal sudah mempunyai motif sebelum di tenun. Cara pembuatan demikian mempunyai kesulitan tinggi baik saat memberi warna maupun saat di tenun. Maka tidak heran kain gringsing mempunyai harga tinggi.

Teknik pembuatan double ikat ini menurut informasi hanya satu satunya di Indonesia. Di dunia hanya ada di 3 Negara mempunyai teknik yang sama yaitu di Jepang, India dan Indonesia di Desa Tenganan Bali.

Kapan dipakai?
Kain tenun gringsing dipakai oleh masyarakat Tenganan pada saat upacara adat atau jika ada acara penting lain. Seperti upacara agama, pernikahan, pertemuan penting lain. Selain sebagai pakaian untuk mempercantik diri berfungsi juga sebagai pelindung dari roh jahat.  Mereka umumnya memiliki kain gringsing sudah berumur puluhan tahun bahkan sudah ratusan tahun.

Sekarang kain gringsing sudah dipakai di fashion show, pakaian sehari hari, walau harga masih sangat mahal. Kain gringsing juga sangat di sukai oleh wisatawan asing. Terbukti kain ini sudah banyak di koleksi di Eropa dan Asia.

Makna warna
Ciri khas warna kain tenun gringsing adalah merah, kuning atau putih dan hitam. Tiga warna ini dipercaya melambangakan Trimurti. Warna merah melambangkan Brahma sebagai pencipta, warna putih melambangkan Shiwa sebagai pemelihara dan warna hitam melambangkan Wisnu sebagai penghancur.

Dibagian lain juga disebutkan arti dari warna kain grinsing melambangkan keseimbangan 3 elemen api, air dan angin. Warna merah melambang api, warna kuning melambangkan angin dan warna hitam melambangkan air.

Motif
Motif kain gringsing mempunyai ciri khas keindahan alam langit dan keindahan alam pada zaman dahulu. Terlihat pada motif seperti gambar matahari, bulan, bintang dan ornamen yang berhubungan dengan langit. Ada juga gambar binatang dan tumbuhan seperti cicak, kalajengking, bunga dan lain-lain.

Bahan
Bahan kain gringsing terbuat murni dari alam semuanya. Mulai dari benang zat pewarna dan bahan lain diambil dari alam Desa Tenganan melalui proses pembuatan yang panjang. Ada isu berkembang warna merah terbuat dari darah manusia, itu tidak benar. Menurut cerita isu itu sengaja dibuat pada zaman dahulu agar tidak ditiru oleh orang lain, mengingat proses pembuatan warna merah zaman dahulu sangat sulit dan butuh waktu lama. Karena semuanya proses alam dikerjakan manual oleh tangan manusia tidak ada mesin yang membantu.

Proses pembuatan
Proses pembuatan memerlukan waktu lama 2 sampai 5 tahun bahkan ada yang lebih dari itu tergantung kesulitan, warna, motif dan cara khusus pengerjaan. Secara garis besar dimulai dari memintal benang, setelah itu memberi warna dan terakhir menenun. Kadang ada kain yang dibuat mendapat perlakuan lebih untuk menambah kualitas hal ini memerlukan waktu lebih lama.

Benang kain gringsing dari bahan kapuk khusus dipintal dengan alat tradisional dikerjakan secara manual. Selanjutnya diberi warna dasar kuning dengan direndam dengan minyak kemiri berkualitas baik. Direndam dalam waktu lama bisa 1 bulan sampai 1 tahun dengan mengganti minyak kemiri setiap 1 bulan, semakin lama semakin baik membuat benang menjadi lembut dan kuat. Setelah itu dijemur sampai kering dengan perlakuan khusus.

Setelah itu dipasang pada kerangka kayu untuk dibuat motif sesuai ukuran kain. Karena kain gringsing ikat ganda jadi benang lungsi dan benang pakan juga diberi warna. Hal ini yang membuat kain gringsing mempunyai tingkat kesulitan 2 kali lipat dari kain tenun lain.  Benang yang tetap warna kuning ditutupi dengan alat bantu bisa tali plastik atau bahan lain agar waktu dicelup warna berikut tidak kena.

Warna merah dan warna hitam dibiarkan terbuka. Setelah itu benang dicelup ke rendaman daun taum kurang lebih 1 minggu untuk membuat warna biru dan dibawah ke pinggir pantai untuk pengeringan.

Selanjutnya dibawah kembali ke Desa Tenganan untuk direndam dengan akar mengkudu atau sunti untuk membuat warna merah. Pengeringan hanya dengan udara tidak dengan matahari. Membuat warna merah memerlukan waktu lama bisa sampai 2 atau 5 tahun. Karena sulit dan lama maka ada isu dibuat dari darah manusia.

Terakhir membuat warna hitam dengan menimpa atau merendam warna merah atau direndam daun taum berkali kali untuk menghasilkan warna hitam. Setelah proses pemberian warna dilanjutkan dengan menenun. Mempertemukan antara benang vertikal dengan benang horizontal dengan warna yang sama. Ini juga mempunyai kesulitan tinggi merajut benang yang sudah diberi warna sebelumnya untuk menciptakan motif dan warna menonjol. Jadi hasilnya kain gringsing terlihat warna lebih terang dengan kedua sisi benang diberi warna.

Dengan tingkat  kesulitan begitu tinggi waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 2 sampai 5 tahun. Waktu paling lama membuat kain gringsing pada saat memberi warna terutama pada saat pengeringan benang.

Jenis Kain Gringsing
Pada zaman dahulu banyak sekali jenis dan motif kain gringsing seiring dengan perkembangan masyarakat adat. Pada masa pasang surut motif-motif kuno tersebut menghilang. Seiring dengan kesadaran orang pentingnya mempertahankan nilai budaya akan seni bermutu tinggi motif tersebut dicari kembali.

Jenis dan motif kain gringsing yang ada antara lain sanan empeg dengan motif kotak-kotak warna merah hitam, lubeng motif kalajengking, cecempakan motif bunga cempaka, cemplong motif bunga besar diantara bunga kecil, gringsing isi motif penuh, wayang motif wayang laki dan perempuan atau perempuan saja, batun tuung motif biji terong.

Itulah motif yang bisa jadi pilihan jika ingin mengoleksi kain gringsing. Motif lain juga ada tapi sudah langka tapi bukan tidak ada, jika punya gambar motif yang sudah kuno bisa minta dibuatkan di Desa Tenganan.

Lain-lain tentang kain gringsing
Kain tenun gringsing juga sudah mendapat ekslusif Indikasi Geografis dari Ditjen Kekayaan Intelektual. Barang siapa yang mengaku atau menjual kain tenun gringsing tetapi bukan dari Tenganan Bali maka bisa dituntut pidana, dikutip dari detik.com.

Untuk menjaga keaslian kain masyarakat lokal selalu memegang aturan yang telah diwariskan kepada mereka secara turun temurun. Menjaga keaslian dengan cara pembuatan kain gringsing sangat penting karena berfungsi untuk menjaga sakral ritual agama. Mengingat kain utama dipakai untuk keperluan agama dan pakaian adat.

Bagi masyarakat Indonesia kain gringsing bisa dikatakan sebagai identitas khususnya untuk warga Tenganan Bali. Menjadi kebanggaan yang bernilai ekonomis dan komoditi pariwisata.

Desa Tenganan juga menjadi tempat wisata dengan adanya kain gringsing. Wisatawan bisa melihat proses pembuatan kain gringsing dan keunikan budaya yang ada di Tenganan. Banyak wisatawan asing berkunjung tertarik lebih jauh dengan kain gringsing. Jika Anda mau berkunjung dari Denpasar bisa naik kendaraan umum ke Karangasem dan lanjut ke Tenganan.
Dalam perjalanan banyak tempat wisata dilewati salah satunya Goa Lawah, selengkapnya baca di sejarah Goa Lawa Bali sebagai tempat wisata dan pura suci.

Jika ingin sewa kendaraan di Bali agar bisa singgah ke tempat rekreasi lain luangkan waktu membaca ini, Tips Sewa mobil di Denpasar Bali

Harga kain grinsing
Jika ingin membeli kain gringsing bisa di Kedaton sumerta Denpasar, Klungkung, Sidemen Karangasem, Desa Tenganan Karangasem. Paling enak datang ke Desa Tenganan sekalian melihat proses pembuatan.

Dengan beragam keistimewaan kain gringsing maka wajar dihargai selangit. Memiliki kualitas yang baik, sangat unik tidak ada ditempat lain, dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menolak bala, pengerjaan begitu rumit dan butuh waktu lama dan lain sebagainya. Satu helai kain tenun gringsing dihargai jutaan sampai puluhan juta dan bahkan sampai ratusan juta tergantung kualitas dan keunikan kain.

Di Bali selain kain gringsing ada kain bisa jadi souvenir juga banyak dicari oleh wisatawan seperti Kain Endek, Kain Songket, Kain Kling, Kain gedongan, kain skodi, kain gotya. Jika datang ke Nusa Tenggara Timur ada juga kain yang sangat terkenal untuk oleh-oleh baca disini, kain tenun NTT motif buna dan lotis souvenir khas Kupang.

Demikian info mengenai kain gringsing Tenganan Bali beserta segala keistimewaan dan keunikan. Semoga berguna dan bisa menjadi pilihan oleh-oleh atau souvenir dari wisata ke Bali.

Show comments
Hide comments


EmoticonEmoticon